Pengikut

    Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 01 November 2013

Manfaat Daun Eceng Gondok Tingkatkan Kualitas Telur Itik

Daun Eceng Gondok Tingkatkan Kualitas Telur Itik

Makassar, Sinar HarapanInstalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berdasarkan pengkajiannya menyarankan pemberian daun eceng gondok pada makanan itik untuk meningkatkan kualitas telur.
Kepala IPPTP Makassar, Dr.lr. Djafar Baco menjelaskan hari Jumat (21/6), ternak itik berpotensi besar untuk dikembangkan, karena mampu memproduksi.telur yang tinggi, tidak mengerami telurnya, harganya relatif stabil dan pemasaran telur relatif murah.Salah satu faktor yang paling menentukan dalam usaha ternak itik adalah faktor makanan, sebagai kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi bagi kelangsungan hidup dan proses biologis di dalam tubuh ternak, tambahnya.
Eceng gondok merupakan guima air yang sering merusak lingkungan dan tidak dimanfaatkan dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan makanan yang bisa menekan harga ransum.Menurut Djafar Baco, pemberian eceng gondok pada makanan itik itu, tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap produksi telur baik dari segi berat maupun jumlah butirnya. Penggunaan eceng gondok itu berpengaruh terhadap warna kuning telur dan tebalkulit telur.Selama ini kualitas telur untuk perlakuan kontrol (pakan basal) berat telurnya rata-rata 57,7 gram/butir dan untuk perlakuan yang diberi makanan eceng gondok mencapai 59,19 gram/butir.Kontrol adalah 7,29 dan pada perlakuan yang diberi daun eceng gondok adalah 9,10.
Kemudian persentase berat kuning telur pada perlakuan kontrol 35,16 persen dan 35,99 persen pada pemberian daun eceng gondok. Rata-rata persentase berat putih telur pada perlakuan kontrol adalah 46,76 persen dan perlakuan dengan pemberian daun eceng gondok adalah 48,69 persen.Pada perlakuan kontrol (pakan basal), itik diberikan ransum basal dengan kandungan protein kasar 16,06 persen dan energi metabolisme 2544,22- kilo kalori/kg ransum.Melalui pemberian daun eceng gondok pada makanan itik diperoleh konsumsi ransum berdasarkan bahan kering sebanyak 111,79 gram/ekor/hari.Eceng gondok dapat diberikan sampai 10 persen dalam ransum.

Cara pemberiannya ransum basal ditambah daun eceng gondok dalam keadaan segar. Guna menjaga kesegaran dari daun eceng gondok, sebaiknya pengambilan dari lokasi dilakukan setiap pagi.”Sebelum diberikan, daun terlebih dahulu dicincang hingga kecil,” kata Djafar. (ant/san)

CARA MEMBUAT PAKAN TERNAK TERFERMENTASI

Pemanfaatan bahan pakan dari limbah agroindustri dapat mengurangi biaya pakan. Untuk membuat pakan ternak tersebut, anda dapat mencoba teknologi berikut ini. Sebagai contoh adalah pembuatan ransum sebanyak 10 kg bahan. Jika ingin membuat lebih banyak tinggal mengalikan sesuai kelipatan yang diinginkan. Misalkan bahan yang akan difermentasi terdiri dari :

- Ampas singgkong
- Wafer atau ciki afkir
- Sosis afkir
- Jagung
- Dedak
Adapun perbandingannya 15% Ampas singkong, 15% Wafer afkir, 300% jagung dan 30% sosis afkir 10% dedak. Aduklah bahan tersebut sampai merata kemudian lakukan proses fermentasi.
Ada dua cara fermentasi yaitu dengan Aspergillus niger atau dengan multi mikroba Untuk fermentasi dengan Aspergillus nigertempatkan 10 kg bahan ransum dalam ember besar dan tambahkan 8 liter air hangat. Aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit. Setelah agak dingin tambahkan 100 gram ragi tempe (Aspergillus niger) dan 100 gram urea, aduk kembali hingga merata. Kemudian tutup ember dan biarkan selama 3 hari. Selanjutnya ransum sudah siap untuk diberikan pada itik.
Untuk fermentasi dengan Multi mikroba siapkan 8 liter air dalam ember, tambahkan 10 ml multi mikroba dan aduk merata. Tambahkan 10 kg bahan ransum sambil diaduk. Kemudian masukkan dalam karung dan tutup rapat lalu dibiarkan selama 3 hari. Bahan yang telah difermentasi dalam jumlah banyak dapat disimpan sebagai pakan. Sebelum disimpan agar dijemur terlebih dahulu sampai kering supaya tidak bau ataupun ditumbuhi jamur.
Penggunaan pakan dari bahan limbah ini menunjukkan adanya kenaikan bobot yang lebih tinggi pada ternak yang dipelihara. Sedangkan untuk unggas yang berterlur bisa manambah berat telur dan meminiimkan jumlah pakan. Berarti biaya pakan juga menjadi lebih murah. Kalau mau lebih murah, disarankan dengan cara fermentasi multi mikroba

TEKNIK PEMBUATAN BIOGAS SEDERHANA

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas setara dengan :

Tabel kesetaraan biogas dengan sumber bahan bakar lain
Di negara Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian. Kemudian di negara India Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogasReaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Dan yang terakhir negara Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah. Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.
Di negara Cina Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas. Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian. Kemudian di negara India Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogasReaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Dan yang terakhir negara Indonesia Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antara lain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.
Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibutuhkan untuk membuat rektor ini, peralatan tersebut antara lain :
 Volume reaktor (plastik) : 300 liter
 Besi Siku, Mur & Baut : 10 buah
 Kompresor : 1 buah
 Pengaman gas (Regulator) : 3 buah
 Selang saluran gas : + 10 m
 Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/ kerbau, atau 6 ekor babi.
 Roda : 5 buah
 Tabung LPG : 3 tabung ukuran kecil
RANGKAIAN ELEKTRIK
Pada bagian ini dilakukan pembelian komponen elektronika yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian elektriknya, peralatan tersebut antara lain :
 Solder & Pasta Solder : 2 buah
 Cutter : 1 buah
 Multi Meter : 1 buah
 Bor PCB : 1 buah
 Gunting : 1 buah
 Tang Potong : 1 buah
 Penyedot Timah : 1 buah
 Timah : 5 buah
 
PEMASANGAN REAKTOR BIOGAS SERTA PEMBUATAN RANGKAIAN ELEKTRIK
Pada pemasangan reaktor biogas dan pembuatan rangkaian elektrik ini adapun langkah – langkahnya antara lain sebagai berikut :
CARA PENGOPERASIAN REAKTOR BIOGAS
Adapun cara – cara mengoprasikan reaktor biogas ini antara lain sebagai berikut :
Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak + 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering.
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN REAKTOR BIOGAS
Berikut ini merupakan cara untuk merawat dan memelihara reaktor biogas antara lain sebagai berikut :
Cegah air masuk ke dalam reaktor dengan menutup tempat pengisian disaat tidak ada pengisian reaktor. Serta dilakukan pengecekan rutin jika kandungan air di dalam reaktor berlebih.
Sumber : http://biogassederhana.blogspot.com/

CARA MEMBUAT EM 4

CARA MEMBUAT EM 4


Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. 
Bakteri untuk fermentasi pupuk kompos sangat mudah kita buat, murah dan bakterinya pasti sudah akrab dengan tanah yang ada disekitar kita, karena ternak hidup dan makan dari tanaman-tanaman yang ada dilingkungan kita juga. Dengan proses yang mudah dan murah tersebut kita tidak lagi perlu untuk membeli bakteri fermentasi (EM 4) yang harganya mencapai Rp. 22.000,- per liternya. Padahal dengan membuat sendiri dari sebuah becek wedus (isi usus kambing) bisa kita dapatkan bibit bakteri antara 7 sampai 10 liter.

Berikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).Bahan-bahan : Susu sapi atau susu kambing murni.Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih. 
Alat-alat yang diperlukan : Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan : Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.